Dikutip Pecinta Astronomi Indonesia - Ada skenario akhir semesta yang disebut Big Freeze. Skenario ini
kadangjuga disebut "Heat Death" atau matinya panas alias energi. Dalam
teori ini, kiamat terjadi sebagai konsekuensi karena proses
mengembangnya alam semesta yang tanpa batas.
Istilah Heat Death yang menjadi nama lain teori ini berasal dari gagasan bahwa dalam sistem yang terisolasi, entropi atau sederhananya terkait dengan energi per satuan temperatur akan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum.
Pada saat entropi mencapai maksimum, panas akan terdistribusi merata di wilayah yang sangat luas, tak mengizinkan adanya ruang yang memungkinkan penggunaan energi. Saat itu, gerak mekanik dalam suatu sistem takkan mungkin.
Skenario akhir masa dalam Big Freeze berlawanan dengan Big Crunch. Dalam Big Crunch, semesta akan menjadi sangat mampat, membentuk lubang hitam sangat besar. Sementara itu, dalam Big Freeze, semesta menjadi sangat gelap dan dingin.
Untuk menentukan skenario mana yang lebih mungkin, ilmuwan harus menggali data tentang densitas, komposisi, dan bahkan bentuk alam semesta. Ada yang disebut densitas kritis. Jika nilai densitas yang ditemukan lebih rendah, skenario Big Freeze menjadi mungkin.
Sejauh ini, pengukuran oleh Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) yang menangkap Cosmic Microwave Background Radiation (CMBR) mengindikasikan bahwa densitas jauh lebih kecil daripada densitas kritis. Dengan demikian, ilmuwan menyatakan, Big Freeze adalah skenario kiamat semesta yang paling mungkin. Kapan terjadinya? Masih triliunan tahun lagi. Selain Big Freeze, masih ada teori akhir semesta lain yang disebut Big Bounce dan Big Rip.
Istilah Heat Death yang menjadi nama lain teori ini berasal dari gagasan bahwa dalam sistem yang terisolasi, entropi atau sederhananya terkait dengan energi per satuan temperatur akan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum.
Pada saat entropi mencapai maksimum, panas akan terdistribusi merata di wilayah yang sangat luas, tak mengizinkan adanya ruang yang memungkinkan penggunaan energi. Saat itu, gerak mekanik dalam suatu sistem takkan mungkin.
Skenario akhir masa dalam Big Freeze berlawanan dengan Big Crunch. Dalam Big Crunch, semesta akan menjadi sangat mampat, membentuk lubang hitam sangat besar. Sementara itu, dalam Big Freeze, semesta menjadi sangat gelap dan dingin.
Untuk menentukan skenario mana yang lebih mungkin, ilmuwan harus menggali data tentang densitas, komposisi, dan bahkan bentuk alam semesta. Ada yang disebut densitas kritis. Jika nilai densitas yang ditemukan lebih rendah, skenario Big Freeze menjadi mungkin.
Sejauh ini, pengukuran oleh Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) yang menangkap Cosmic Microwave Background Radiation (CMBR) mengindikasikan bahwa densitas jauh lebih kecil daripada densitas kritis. Dengan demikian, ilmuwan menyatakan, Big Freeze adalah skenario kiamat semesta yang paling mungkin. Kapan terjadinya? Masih triliunan tahun lagi. Selain Big Freeze, masih ada teori akhir semesta lain yang disebut Big Bounce dan Big Rip.
ini blog tolong direndahkan dong kapasitasnya ato apanya ini..berat sekalii
BalasHapusoke...
BalasHapustrima kasih atas sarannya...
astro_shfly