Selasa, 24 Mei 2016

Prediksi Einstein Ternyata benar,,, apa itu ???

space adventure


Pecinta Astronomi Indonesia - Selamat malam PAI'ers, jumpa kembali bersama kami. Sejak blog ini ditinggalkan, banyak terjadi sesuatu yang bagus ya, saya selaku salah satu admin akhirnya kembali bisa memposting artikel. here we go !!

Pada 1916, 100 tahun lalu, fisikawan Albert Einstein memprediksi keberadaan gelombang gravitasi dalam teori relativitas umum (General Relativity).

Gelombang gravitasi seumpama suara alam semesta, meski sejatinya ia tak berupa bunyi. Ia adalah riak kecil dalam struktur ruang-waktu -- yang berperan dalam pemuaian alam semesta yang berlangsung lebih cepat dari 'kedipan mata'. 

Para ahli meyakini keberadaannya, mereka terus mencarinya, namun bukti sahih belum juga ditemukan. Hingga kini...

Pada Kamis 11 Februari 2015, ilmuwan internasional dalam program Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) mengaku telah menemukannya.

"Kami telah mendeteksi gelombang gravitasi. Kami berhasil menemukannya," kata David Reitze, direktur eksekutif LIGO, seperti dimuat CNN, Kamis (11/2/2016).
Temuan tersebut berdasarkan riak dalam struktur ruang-waktu yang ditemukan LIGO, yang mendukung teori Einstein. Riak tersebut terdeteksi dari penggabungan dua lubang hitam (black hole).

Reitze mengatakan, salah satu lubang hitam memiliki massa 29 kali Matahari, lainnya setara dengan 36 sang surya. Masing-masih diperkirakan memiliki diameter 150 kilometer.

Keduanya bertubrukan dengan laju setengah kecepatan cahaya. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi 1,3 miliar tahun lalu.

Gelombang gravitasi kemudian melewati apapun, melintasi alam semesta sebelum akhirnya mencapai Bumi.

Lalu, gelombang gravitasi  membentang dan memadatkan ruang sekitar Bumi hingga seperti 'jeli'.

Namun, gelombang tersebut terlalu kecil sehingga membutuhkan detektor seperti LIGO -- yang bisa mengukur distorsi 1/1.000 ukuran sebuah proton -- untuk mengamatinya.

Pada 14 September 2015, para ilmuwan mendengar suara tabrakan lubang hitam sebagai 'kicauan' yang berlangsung selama seperlima detik.

Einstein Pasti Terkejut

Meski memprediksi keberadaan gelombang gravitasi dalam teorinya, Einstein tak pernah mengira itu bakal ditemukan.

"Einstein berpikir, gelombang gravitasi adalah sebuah gagasan yang indah, namun saking kecilnya, (ia mengira) tak ada yang bisa mengukurnya," kata Szabolcs Marka, profesor fisika dari Columbia University.

Sebab, agar terdeteksi, gelombang gravitasi harus tercipta dari peristiwa dahsyat. Misalnya, tabrakan dua lubang hitam.

Black hole adalah pemusatan massa yang luar biasa sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang besar.

Sebuah lubang hitam memiliki batas yang disebut dengan cakrawala peristiwa (event horizon).

Apapun yang jatuh dan berada pada daerah cakrawala peristiwa baik itu bintang, gas, atau bahkan cahaya sekalipun  tidak akan mampu lepas atau lari darinya. Lubang hitam menjadi misteri dan daya tarik tak berujung dalam ilmu pengetahuan. Hingga saat ini, manusia hanya bisa menyaksikan dampaknya.

Lubang hitam sendiri masih sekedar terkaan atau dugaan. Dan, penemuan gelombang gravitasi mengonfirmasi eksistensinya. 

Menguak Misteri Alam Semesta

LIGO dideskripsikan sebagai 'sistem yang terdiri atas 2 detektor yang identik'. Salah satu perangkat tersebut berada di Livingston, Louisiana. Lainnya di Hanford, Washington.

"LIGO disusun secara hati-hati untuk mendeteksi getaran sangat kecil dari gelombang gravitasi yang melintas," demikian pernyataan para ilmuwan.

Proyek tersebut dilaksanakan tim gabungan ilmuwan dari Caltech dan MIT, serta didanai National Science Foundation.

Menurut Reitze, yang paling menarik adalah apa yang akan terjadi setelah temuan tersebut. "Saya merasa, kita sedang membuka jendela (untuk menatap) alam semesta -- jendela astronomi gelombang gravitasi"

Dengan temuan tersebut, para ilmuwan tak hanya mempelajari Teori Relativitas Umum Einstein. "Tapi juga menemukan objek yang keberadaannya tak pernah dibayangkan. Kita akan melihat alam semesta, dari sisi yang belum pernah teramati sebeumnya."

Szabolcs Marka mengatakan,  LIGO ibaratnya 'mikrofon kosmik' -- instrumen canggih yang bisa mendeteksi distorsi dalam ruang-waktu, penyusun alam semesta.

Saking akuratnya, ia bisa mendeteksi perubahan seukuran bola kaki yang terjadi di keseluruhan Galaksi Bima Sakti. Penemuan gelombang gravitasi seakan membuka indera lain kita.

"Ketika mendengarkan alam semesta, kita akah mempelajari rahasia lubang hitam -- kelahiran, kematian, penyatuan, dan apa yang mereka telan," kata Marka.

"Tak ada yang pernah menyaksikannya sebelumnya."
Kelak kita tak akan hanya memahami itu semua, secara teoritis, namun bisa menyaksikannya.

Penemuan gelombang gravitasi nantinya akan mengkonfirmasi keberadaan lubang hitam.

"Ini adalah kali pertamanya semesta berbicara pada kita melalui gelombang gravitasi," kata Reitze. "Sebelumnya, kita tuli, tak mampu mendengarnya."
Gelombang gravitasi adalah temuan terpenting dalam ilmu pengetahuan setelah partikel  Higgs Boson -- yang populer dengan istilah 'partikel Tuhan' dan penentuan struktur DNA.

"Gelombang gravitasi memberikan sudut pandang baru untuk melihat Alam Semesta. Kemampuan untuk mendeteksinya berpotensi merevolusi astronomi," kata ilmuwan Stephen Hawking kepada BBC.

"Temuan deteksi pertama dari sistem biner lubang hitam sekaligus pengamatan pertama terkait penyatuan sejumlah black hole." (astro_shfly/liputan6)

Rabu, 01 Januari 2014

8 Fenomena Astronomi Paling Menakjubkan Tahun 2014 Versi PECINTA ASTRONOMI INDONESIA

Ilustrasi Komet Siding Spring melintasi planet Mars

Tahun 2013 akan segera berakhir dan tak lama lagi kita akan memasuki tahun baru 2014 yang juga akan di penuhi dengan fenomena-fenomena astronomi menarik yang tak kalah dengan fenomena astronomi tahun ini.



Dan berikut 8 fenomena astronomi penting di tahun 2014 versi PECINTA ASTRONOMI INDONESIA ,jangan sampai terlewatkan ya.. :D

1.Bintang Terang Regulus Akan Lenyap Untuk Sementara (20 Maret 2014)

Suatu peristiwa langit yang sangat langka diperkirakan akan hadir ketika sebuah asteroid secara singkat akan menyembunyikan salah satu bintang paling terang di langit dari pandangankita.Asteroid yang dimaksud adalah 163 Erigonedan bintang yang akan disembunyikan adalah Regulusdi konstelasi Leo.

Fenomena ini akan terlihat disepanjang jalur yang memiliki lebar 40 mil dari New York City keOswego di Amerika Serikat, dan terus ke barat laut Ontario, Kanada.

Untuk melihat fenomena ini,anda tidak perlu menggunakan teleskop atau teropong (sayang Indonesia ga kebagian).Regulus akan kembali terlihat sekitar 12 detik kemudian (walaupun singkat,tapi ini tetap menjadi fenomena astronomi yang sangat langka).

2. Mars Dan Gerhana Bulan (14-15 April 2014)

Pada tanggal 14 April,Mars akan mendekat ke Bumi pada jarak 57.400.000 mil (92.400.000 km).Ini adalah pendekatan Mars terdekat dengan Bumi sejak 2008 silam.

Sepanjang malam, Mars akan menyerupai bintang yang menyilaukan yang bersinar dengan warnaapikecerahan akan menyamai Siriusbintang yang paling cerah dari semua bintang di langit malam Bumi.Sebagai bonus, pada malam yang sama (sebenarnya dini hari,15 April),Amerika Utara akan menyaksikan gerhana bulan total saat bulan purnama akan tenggelam dalam bayang-bayang bumi. 

3. Gerhana Cincin, (28-29 April 2014) Yang Kemungkinan Hanya Dapat Dilihat Oleh Pinguin

Gerhana Annular (cincin) ini mungkin hanya akan disaksikan oleh Pinguin,pasalnya karena akan terjadi di wilayah tak berpenghuni di Wilkes Land di Antartika. Sebuah gerhana matahari parsial juga akan terlihat di Australia.

4. Hujan Meteor Cerah Dari Jejak Debu Komet (P/209 LINEAR)

Pada hari Sabtu (24 Mei) planet kita diperkirakan akan menyapu sejumlah besar jejak debu yang tertinggal di ruang angkasa oleh komet kecil (dikenal sebagai P/209 LINEAR).Fenomena ini akan menyebabkan "hujan meteor"

5. Supermoon 2014 (10 Agustus 2014)

Pada tanggal 10 Agustus,Bulan akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi yakni sekitar221.765 mil (356.896 km).Pada saat itu, Bulan akan terlihat sangat terang dan besar sehingga di juluki "Supermoon".Fenomena ini akan menyebabkan pasang surut air laut (sangat rendah ke sangat tinggi) selama beberapa hari ke depan.


6. Gerhana Bulan (8 Oktober 2014)

Gerhana ini akan dapat dinikmati di  bagian barat Amerika UtaraKepulauan HawaiiAsia Timur,Selandia Baru ,bagian timur Australia dan Indonesia (akhirnya dapat jatah juga).

7. Pertemuan Mars Dan Komet (19 Oktober 2014)

Mungkin ini fenomena astronomi paling top di tahun 2014 menurut versi astronesia.Semua mata akan mengerah ke planet Mars pada saat Komet C/2013 A1(Siding Spring) yang ditemukan oleh Robert H. McNaught di Australia's Siding Spring Observatory, akan melintas sangat dekat dengan Mars.Komet ini akan sangat dekat dengan Mars yang akan menciptakan hujan meteor yang sangat spektakuler di permukaan Mars.

8.  Gerhana Matahari Parsial (23 Oktober 2014)

Bayangan penumbra bulan akan jatuh lebih banyak di Amerika Utara serta Siberia timur,menghasilkan gerhana matahari parsialGerhana terbesar, dengan lebih dari empat perlima diametermatahari tertutup oleh bulanakan terjadi pada M'Clintock Channel, sebuah lengan dari Samudra Arktik yang memisahkan Pulau Victoria dari Prince of Wales Island di Wilayah NunavutKanada.

Selasa, 12 Maret 2013

Mungkinkah Bumi Menjadi Mars di Masa Depan?

Pecinta Astronomi Indonesia - Ilustrasi di atas menggambarkan Planet Bumi (di kiri) yang tandus seperti Planet Mars saat ini dan Planet Mars (di kanan) yang begitu hijau di masa lalu seperti Planet Bumi saat ini.

Planet Mars merupakan planet keempat dari matahari. Banyak sekali orang menyebutnya dengan Planet Merah dikarenakan Planet ini berwarna kemerah-merahan. Warna merah tersebut berasal dari debu yang banyak diterbangkan oleh angin yang ada pada Planet Mars.

Pada permukaan Planet mars terdapat banyak kawah-kawah dan gunung-gunung yang cukup tinggi dan amat besar. Keseluruhan Planet Mars berupa padang pasir yang cukup tandus dan tertutup oleh debu serta batu-batuan padat yang berwarna merah atau orange.

Atmosfer pada Planet Mars terdiri dari gas karbondioksida dan nitrogen. Di Planet Mars ini tidak ada sedikitpun air, sehingga udaranya sangat panas. Planet Mars telah tandus diperkirakan sejak 600 juta tahun yang lalu.

Mungkinkah Bumi kita menjadi 'kembaran' Mars di masa depan?

Mungkin. Perilaku kita sehari-hari memengaruhi kondisi lingkungan, antara lain perilaku konsumeris dalam menggunakan bahan bakar atau listrik.

“Jika kita tidak yakin bahwa perilaku kita akan membawa dampak lingkungan, maka kemungkinan besar kita tidak akan peduli atau mau ikut menjaga lingkungan, berpartisipasi mendaur ulang barang, atau mematikan lampu yang tidak digunakan,” ujar Janet Swim, profesor psikologi di Penn State.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal American Psychologist ini juga menjelaskan ada faktor-faktor tertentu yang secara langsung meningkatkan kadar karbondioksida di atmosfer, yaitu faktor pertumbuhan populasi, pola konsumsi, dan budaya.

Contohnya, kebiasaan dan pola konsumsi memilih bahan bakar ramah lingkungan, tetap akan mencemari lingkungan jika nyatanya kita tidak mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Contoh lain, orang yang tinggal jauh dari pusat kota memiliki budaya bergantung pada penggunaan kendaraan pribadi. Kedua contoh perilaku dan budaya sehari-hari seperti inilah yang membuat Bumi semakin panas. (astro_shfly/ info astronomy)

Minggu, 13 Januari 2013

Misi ke Mars, Akan Ada Gangguan Tidur Pada Diri Anda


Pecinta Astronomi Indonesia - Misi ruang jangka panjang mungkin berbahaya bagi tidur Anda. Kru simulasi perjalanan Mars sedikit bergerak dan lebih banyak tidur selama proyek 520 hari.

Astronot pada misi-misi panjang pulang dan pergi ke Mars memiliki lebih banyak ancaman dari kebosanan. Gangguan tidur mungkin efek samping yang serius penerbangan panjang ruang angkasa, mengubah dinamika kru dan mempengaruhi kinerja pada tekanan tinggi.

Dalam epik playacting, 6 awak hidup selama 520 hari di dalam kapsul tertutup 550 meter kubik di Moskow.

Sebagai eksperimen, kru melayang dalam gravitasi rendah, bergerak sedikit dan tidur lebih banyak, 4 pria mengalami masalah tidur.

Russian Academy of Sciences merancang proyek “Mars 500” untuk menguji kelayakan mengirim manusia dalam perjalanan pulaang pergi ke Mars.

Simulasi ini realistis. Ruang disegel, pengendali misi siaga 24 jam sehari dengan built-in keterlambatan komunikasi selama bagian dari misi dan kru memiliki pekerjaan tertentu yang harus dilakukan selama transit dan kembali ke Bumi.

"Kalau kita benar-benar ingin pergi ke Mars dan mengirim manusia, maka kita perlu tahu bagaimana mereka mengatasi periode panjang isolasi," kata Mathias Basner, biolog University of Pennsylvania’s Perelman School of Medicine di Philadelphia.

Beberapa bulan eksperimen, awak tampak tidak aktif, tidur lebih banyak dan kurang bergerak. Jam tangan seperti gadget mengukur aktivitas setiap menit bahwa awak menjadi lebih banyak diam dan kurang bergerak selama eksperimen berlangsung.

Meskipun rata-rata kru menjadi lesu, tanggapan tidak seragam. Salah satu awak justru benar-benar kurang tidur dan mengalami masalah dalam tes kewaspadaan. Mungkin masalah yang tampaknya kecil tapi bisa memiliki konsekuensi mematikan.

"Ketika Anda melakukan perilaku berisiko tinggi di ruang angkasa, defisit kinerja mengancam kehidupan," kata Jeffrey Sutton dari National Space Biomedical Research Institute di Houston dan Baylor College of Medicine.(info_astronomi)

Ingin Jadi Astronot? Ikut Latihan Ini


Pecinta Astronomi Indonesia - Sebelum para astronot menjalankan misi luar angkasa, mereka harus menempuh berbagai macam pelatihan. Salah satu dari latihan tersebut, ialah latihan fisik yang melibatkan astronot untuk berada di dalam air.


Dilansir Howitworksdaily, Rabu (9/1/2013), salah satu dari beberapa projek NASA bernama NEEMO. NEEMO merupakan kepanjangan dari NASA Extreme Environment Mission Operations yang mempersiapkan kru astronot dalam kondisi luar angkasa.

Projek ini juga menempatkan kru melalui misi pengujian "analog". Dalam kata lain, projek ini melibatkan misi terestrial simulatif, bagi mereka yang akan meluncur ke luar angkasa. Salah satu pengujian bagi astronot, mereka harus berlatih di bawah air. Selain itu, sebuah misi analog juga membutuhkan astronot untuk duduk dalam sebuah ruang khusus berukuran raksasa (centrifuge).

Astronot akan berputar dalam sebuah ruang khusus dan dilakukan uji fisik serta berbagai tekanan lainnya. Dalam NEEMO, fokus juga akan melibatkan astronot pada kegiatan bawah air untuk mensimulasikan kondisi gravitasi yang kecil.

NASA menggunakan Aquarius Reef Base untuk misi NEEMO tersebut, yang dimiliki NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Amerika Serikat. Astronot akan ditempatkan dalam habibat bawah air, yang terletak 19 meter (62 kaki) di bawah permukaan air.

Astronot akan berada di bawah air untuk beberapa pekan, dengan simulasi latihan seperti bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Mereka juga akan menggunakan peralatan dan bekerja dalam lingkungan simulasi asteroid luar angkasa. (astro_shflyokezone.com)
Tahukah Anda?
""