Senin, 31 Desember 2012

PENJELASAN LENGKAP MENGENAI BINTANG

Pecinta Astronomi Indonesia - Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). 

Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah: Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. 

Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya. 

Sejarah Pengamatan 

Bintang-bintang telah menjadi bagian dari setiap kebudayaan. Bintang-bintang digunakan dalam praktik-praktik keagamaan, dalam navigasi, dan bercocok tanam. Kalender Gregorian, yang digunakan hampir di semua bagian dunia, adalah kalender Matahari, mendasarkan diri pada posisi Bumi relatif terhadap bintang terdekat, Matahari. 

Astronom-astronom awal seperti Tycho Brahe berhasil mengenali ‘bintang-bintang baru’ di langit (kemudian dinamakan novae) menunjukkan bahwa langit tidaklah kekal. Pada 1584 Giordano Bruno mengusulkan bahwa bintang-bintang sebenarnya adalah Matahari-matahari lain, dan mungkin saja memiliki planet-planet seperti Bumi di dalam orbitnya, ide yang telah diusulkan sebelumnya oleh filsuf-filsuf Yunani kuno seperti Democritus dan Epicurus. Pada abad berikutnya, ide bahwa bintang adalah Matahari yang jauh mencapai konsensus di antara para astronom. Untuk menjelaskan mengapa bintang-bintang ini tidak memberikan tarikan gravitasi pada tata surya, Isaac Newton mengusulkan bahwa bintang-bintang terdistribusi secara merata di seluruh langit, sebuah ide yang berasal dari teolog Richard Bentley. 

Astronom Italia Geminiano Montanari merekam adanya perubahan luminositas pada bintang Algol pada 1667. Edmond Halley menerbitkan pengukuran pertama gerak diri dari sepasang bintang “tetap” dekat, memperlihatkan bahwa mereka berubah posisi dari sejak pengukuran yang dilakukan Ptolemaeus dan Hipparchus. Pengukuran langsung jarak bintang 61 Cygni dilakukan pada 1838 oleh Friedrich Bessel menggunakan teknik paralaks. 

William Herschel adalah astronom pertama yang mencoba menentukan distribusi bintang di langit. Selama 1780an ia melakukan pencacahan di sekitar 600 daerah langit berbeda. Ia kemudian menyimpulkan bahwa jumlah bintang bertambah secara tetap ke suatu arah langit, yakni pusat galaksi Bima Sakti. Putranya John Herschel mengulangi pekerjaan yang sama di hemisfer langit sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama. Selain itu William Herschel juga menemukan bahwa beberapa pasangan bintang bukanlah bintang-bintang yang secara kebetulan berada dalam satu arah garis pandang, melainkan mereka memang secara fisik berpasangan membentuk sistem bintang ganda. 

Radiasi 

Tenaga yang dihasilkan oleh bintang, sebagai hasil samping dari reaksi fusi nuklir, dipancarkan ke luar angkasa sebagai radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi partikel yang dipancarkan bintang dimanifestasikan sebagai angin bintang (yang berwujud sebagai pancaran tetap partikel-partikel bermuatan listrik seperti proton bebas, partikel alpha dan partikel beta yang berasal dari bagian terluar bintang) dan pancaran tetap neutrino yang berasal dari inti bintang. 

Hampir semua informasi yang kita miliki mengenai bintang yang lebih jauh dari Matahari diturunkan dari pengamatan radiasi elektromagnetiknya, yang terentang dari panjang gelombang radio hingga sinar gamma. Namun tidak semua rentang panjang gelombang tersebut dapat diterima oleh teleskop landas Bumi. Hanya gelombang radio dan gelombang cahaya yang dapat diteruskan oleh atmosfer Bumi dan menciptakan ‘jendela radio’ dan ‘jendela optik’. Teleskop-teleskop luar angkasa telah diluncurkan untuk mengamati bintang-bintang pada panjang gelombang lain. 

Banyaknya radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh bintang dipengaruhi terutama oleh luas permukaan, suhu dan komposisi kimia dari bagian luar (fotosfer) bintang tersebut. Pada akhirnya kita dapat menduga kondisi di bagian dalam bintang, karena apa yang terjadi di permukaan pastilah sangat dipengaruhi oleh bagian yang lebih dalam. 

Dengan menelaah spektrum bintang, astronom dapat menentukan temperatur permukaan, gravitasi permukaan, metalisitas, dan kecepatan rotasi dari sebuah bintang. Jika jarak bisa ditentukan, misal dengan metode paralaks, maka luminositas bintang dapat diturunkan. Massa, radius, gravitasi permukaan, dan periode rotasi kemudian dapat diperkirakan dari pemodelan. Massa bintang dapat juga diukur secara langsung untuk bintang-bintang yang berada dalam sistem bintang ganda atau melalui metode mikrolensing. Pada akhirnya astronom dapat memperkirakan umur sebuah bintang dari parameter-parameter di atas. 

Fluks pancaran 

Kuantitas yang pertama kali langsung dapat ditentukan dari pengamatan sebuah bintang adalah fluks pancarannya, yaitu jumlah cahaya atau tenaga yang diterima permukaan kolektor (mata atau teleskop) per satuan luas per satuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam satuan watt per cm2 (satuan internasional) atau erg per detik per cm2 (satuan cgs). 

Luminositas

Di dalam astronomi, luminositas adalah jumlah cahaya atau energi yang dipancarkan oleh sebuah bintang ke segala arah per satuan waktu. Biasanya satuan luminositas dinyatakan dalam watt (satuan internasional), erg per detik (satuan cgs) atau luminositas Matahari. Dengan menganggap bahwa bintang adalah sebuah benda hitam sempurna, maka luminositasnya adalah,
L = 4 \pi R^2 \sigma T_{e}^4
dimana L adalah luminositas, σ adalah tetapan Stefan-Boltzmann, R adalah jari-jari bintang dan Te adalah temperatur efektif bintang.
Jika jarak bintang dapat diketahui, misalnya dengan menggunakan metode paralaks, luminositas sebuah bintang dapat ditentukan melalui hubungan
E = \frac {L} {4 \pi d^2}
dengan E adalah fluks pancaran, L adalah luminositas dan d adalah jarak bintang ke pengamat.

Magnitudo

Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo. Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1 hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling redup. Terdapat juga kecerahan yang diukur secara mutlak, yang menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini dikenal sebagai magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5. Magnitudo adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui persamaan,
m = -2,5 \log(E) + konstanta \,\!
di mana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.

Satuan Pengukuran

Kebanyakan parameter-parameter bintang dinyatakan dalam satuan SI, tetapi satuan cgs kadang-kadang digunakan (misalnya luminositas dinyatakan dalam satuan erg per detik). Penggunaan satuan cgs lebih bersifat tradisi daripada sebuah konvensi. Seringkali pula massa, luminositas dan jari-jari bintang dinyatakan dalam satuan Matahari, mengingat Matahari adalah bintang yang paling banyak dipelajari dan diketahui parameter-parameter fisisnya. Untuk Matahari, parameter-parameter berikut diketahui:
massa Matahari:M_\bigodot = 1.9891 \times 10^{30} kg
luminositas Matahari:L_\bigodot = 3.827 \times 10^{26} watt
radius Matahari:R_\bigodot = 6.960 \times 10^{8} m
Skala panjang seperti setengah sumbu besar dari sebuah orbit sistem bintang ganda seringkali dinyatakan dalam satuan astronomi (AU = astronomical unit), yaitu jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.

Klasifikasi

Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan suhu, warna dan komposisi-kimianya. Klasifikasi ini dikembangkan oleh Observatorium Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920an dan dikenal sebagai sistem klasifikasi Harvard. Untuk mengingat urutan penggolongan ini biasanya digunakan kalimat "Oh Be A Fine GirlKiss Me". Dengan kualitas spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10 sub-kelas yang diindikasikan oleh sebuah bilangan (0 hingga 9) yang mengikuti huruf. Sudah menjadi kebiasaan untuk menyebut bintang-bintang di awal urutan sebagai bintang tipe awal dan yang di akhir urutan sebagai bintang tipe akhir. Jadi, bintang A0 bertipe lebih awal daripada F5, dan K0 lebih awal daripada K5.
KelasWarnaSuhu Permukaan °CContoh
OBiru> 25,000Spica
BPutih-Biru11.000 - 25.000Rigel
APutih7.500 - 11.000Sirius
FPutih-Kuning6.000 - 7.500Procyon A
GKuning5.000 - 6.000Matahari
KJingga3.500 - 5.000Arcturus
MMerah<3,500Betelgeuse
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang seringkali merujuk pada ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
  • 0 Maha maha raksasa
  • I Maharaksasa
  • II Raksasa-raksasa terang
  • III Raksasa
  • IV Sub-raksasa
  • V deret utama (katai)
  • VI sub-katai
  • VII katai putih
Umumnya kelas bintang dinyatakan dengan dua sistem pengklasifikasian di atas. Matahari kita misalnya, adalah sebuah bintang dengan kelas G2V, berwarna kuning, bersuhu dan berukuran sedang.
Diagram Hertzsprung-Russell adalah diagram hubungan antara luminositas dan kelas spektrum (suhu permukaan) bintang. Diagram ini adalah diagram paling penting bagi para astronom dalam usaha mempelajari evolusi bintang.

Penampakan dan Distribusi

Karena jaraknya yang sangat jauh, semua bintang (kecuali Matahari) hanya tampak sebagai titik saja yang berkelap-kelip karena efek turbulensi atmosfer Bumi. Diameter sudut bintang bernilai sangat kecil ketika diamati menggunakan teleskop optik landas Bumi, hingga diperlukan teleskop interferometer untuk dapat memperoleh citranya. Bintang dengan ukuran diameter sudut terbesar setelah Matahari adalah R Doradus, dengan 0,057 detik busur.

Telah lama dikira bahwa kebanyakan bintang berada pada sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Kenyataan ini hanya benar untuk bintang-bintang masif kelas O dan B, dimana 80% populasinya dipercaya berada dalam suatu sistem bintang ganda atau pun multi bintang. Semakin redup bintang, semakin besar kemungkinannya dijumpai sebagai sistem tunggal. Dijumpai hanya 25% populasi katai merah yang berada dalam sebuah sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Karena 85% populasi bintang di galaksi Bimasakti adalah katai merah, maka tampaknya kebanyakan bintang di dalam Bimasakti berada pada sistem bintang tunggal.

Sistem yang lebih besar yang disebut gugus bintang juga dijumpai. Bintang-bintang tidak tersebar secara merata mengisi seluruh ruang alam semesta, tetapi terkelompokkan ke dalam galaksi-galaksi bersama-sama dengan gas antarbintang dan debu. Sebuah galasi tipikal mengandung ratusan miliar bintang, dan terdapat lebih dari 100 miliar galaksi di seluruh alam semesta teramati.

Astronom memperkirakan terdapat 70 sekstiliun (7×1022) bintang di seluruh alam semesta yang teramati. Ini berarti 70 000 000 000 000 000 000 000 bintang, atau 230 miliar kali banyaknya bintang di galaksi Bimasakti yang berjumlah sekitar 300 miliar.

Bintang terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, berjarak 39.9 triliun (1012) kilometer, atau 4.2 tahun cahaya. Cahaya dari Proxima Centauri memakan waktu 4.2 tahun untuk mencapai Bumi. Jarak ini adalah jarak antar bintang tipikal di dalam sebuah piringan galaksi. Bintang-bintang dapat berada pada jarak yang lebih dekat satu sama lain di daerah sekitar pusat galasi dan di dalam gugus bola, atau pada jarak yang lebih jauh di halo galaksi.

Karena kerapatan yang rendah di dalam sebuah galaksi, tumbukan antar bintang jarang terjadi. Namun di daerah yang sangat padat seperti di inti sebuah gugus bintang atau lingkungan sekitar pusat galaksi, tumbukan dapat sering terjadi . Tumbukan seperti ini dapat menghasilkan pengembara-pengembara biru yaitu sebuah bintang abnormal hasil penggabungan yang memiliki temperatur permukaan yang lebih tinggi dibandingkan bintang deret utama lainnya di sebuah gugus bintang dengan luminositas yang sama. Istilah pengembara merujuk pada jejak evolusi yang berbeda dengan bintang normal lainnya pada diagram Hertzsprung-Russel.

Terbentuknya Bintang

Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamberyang ada di Bumi). Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23–28% helium dan beberapa persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta.

Gravitasi mengambil peranan sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Pembentukan bintang dimulai dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul yang dapat memiliki massa ribuan kali Matahari. Ketidakstabilan ini seringkali dipicu oleh gelombang kejut dari supernova atau tumbukan antara dua galaksi. Sekali sebuah wilayah mencapai kerapatan materi yang cukup memenuhi syarat terjadinya instabilitas Jeans, awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri.

Berdasarkan syarat instabilitas Jeans, bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok yang berasal dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul yang besar, kemudian terpecah menjadi konglomerasi individual. Hal ini didukung oleh pengamatan dimana banyak bintang berusia sama tergabung dalam gugus atau asosiasi bintang.

Begitu awan runtuh, akan terjadi konglomerasi individual dari debu dan gas yang padat yang disebut sebagai globula Bok. Globula Bok ini dapat memiliki massa hingga 50 kali Matahari. Runtuhnya globula membuat bertambahnya kerapatan. Pada proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga temperatur meningkat. Ketika awan protobintang ini mencapai kesetimbangan hidrostatik, sebuah protobintang akan terbentuk di intinya. Bintang pra deret utama ini seringkali dikelilingi oleh piringan protoplanet. Pengerutan atau keruntuhan awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun. Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti 'terbakar' menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir di dalam inti bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat sehingga proses pengerutan berhenti. Protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai bintang deret utama. 

Deret Utama

Bintang menghabiskan sekitar 90% umurnya untuk membakar hidrogen dalam reaksi fusi yang menghasilkan helium dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi di intinya. Pada fase ini bintang dikatakan berada dalam deret utama dan disebut sebagai bintang katai. 

Akhir sebuah bintang

Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil dan membebaskan banyak panas dan memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan luar bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan bertukar warna merah dan disebut bintang raksaksa merah yang dapat mencapai 100 kali ukuran Matahari sebelum membentuk bintang kerdil putih. Sekiranya bintang tersebut berukuran lebih besar dari matahari, bintang tersebut akan membentuk superraksaksa merah. Superraksaksa merah ini kemudiannya membentuk Nova atau Supernova dan kemudiannya membentuk bintang neutron atau Lubang hitam.(wikipedia)

Minggu, 30 Desember 2012

13 FENOMENA ASTRONOMI DI TAHUN 2013 YANG WAJIB DILIHAT

Pecinta Astronomi Indonesia - Secara umum, 2013 akan ada aksi-aksi fenomena astronomi selama 12 bulan untuk para pengamat langit. Mudah-mudahan, cuaca di daerah Anda akan mendukung semua fenomena di 2013 nanti. Daftar di bawah ini mencakup beberapa peristiwa malam paling menjanjikan di langit tahun 2013!

21 Januari: Konjungsi Jupiter oleh Bulan

Orang dapat dengan mudah terlihat bahkan dari kota-kota yang terang. Bulan bungkuk, 78-persen diterangi, akan melewati dalam waktu kurang dari satu derajat ke selatan dari Jupiter, planet terbesar dalam tata surya kita. (Untuk referensi, kepalan tangan Anda yang tertutup mengulurkan di lengan panjang mencakup 10 derajat dari langit.)

Kedua benda langit yang terang ini akan membuat pendekatan terdekat mereka di langit malam untuk dilihat dengan mata telanjang. Apa yang lebih menarik adalah bahwa ini akan menjadi hubungan terdekat Bulan dan Jupiter sampai tahun 2026!

02-23 Februari: Saat Terbaik Mengamati Merkurius di Sore Hari

Merkurius, planet terdalam di tata surya, akan melakukan perjalanan cukup jauh dari silau matahari dan tentu akan mudah terlihat di langit barat, segera setelah matahari terbenam. Pada malam 8 Februari Merkurius akan skim dalam waktu kurang dari 0,4 derajat dari planet yang jauh lebih redup, Mars.

Merkurius akan tiba di perpanjangan yang terbesar dari matahari pada 16 Februari. Ini akan cukup cerah (magnitudo -1.2 sampai -0.6) sebelum tanggal ini dan akan memudar dengan cepat ke magnitudo +1.2 besarnya sesudahnya. (Astronom mengukur kecerahan objek langit menggunakan besarnya, skala terbalik di mana angka yang lebih rendah sesuai dengan objek terang. Besaran negatif menunjukkan kecerahan yang luar biasa.)

10-24 Maret: Komet PANSTARRS Melintas!

Komet PANSTARRS, ditemukan pada bulan Juni 2011 dengan menggunakan Pan-STARRS 1 Telescope di Haleakala, Hawaii, diharapkan untuk menempatkan di acara yang terbaik selama periode dua minggu. Selama waktu ini, komet juga akan dekat pendekatan yang paling dekat dengan matahari (28 juta mil, atau 45 juta kilometer) dan Bumi (102 juta mil, atau 164 juta km).

Sementara komet PANSTARRS adalah objek yang sangat redup dan jauh pada saat penemuannya, telah cerah terus sejak itu. Ini masih muncul pada target untuk mencapai besarnya setidaknya pertama dan terlihat di langit barat laut selama dua minggutak lama setelah matahari terbenam. Pada malam tanggal 12 Maret komet akan terletak 4 derajat ke kanan dari sebuah bulan sabit sangat tipis.

25 April: Gerhana Bulan Parsial

Ini akan menjadi parsial sangat kecil pada gerhana bulan. Pada pertengahan gerhana, kurang dari 2 persen dari diameter Bulan akan berada di dalam bayangan gelap. Belahan Timur Eropa, Afrika, Australia dan sebagian besar Asia akan memiliki pandangan yang terbaik.

9 Mei: Gerhana Matahari Cincin

Selama gerhana matahari cincin berlangsung, panjang bayangan kerucut umbral bulan terlalu singkat untuk mencapai Bumi. Dalam ukuran sudut, piringan Bulan muncul sekitar 4,5 persen lebih kecil dari piringan matahari.

Jalur bayangan dari mana cincin itu dapat dilihat berjalan untuk ribuan mil, tetapi akan mendapatkan tidak lebih luas dari 107 mil (172 km) pada titik gerhana terbesar. Sebagian besar akan terlihat di atas Samudra Pasifik, tetapi pada atau segera setelah matahari terbit, itu akan terjadi di bagian utara Australia (di mana itu akan menjadi pagi hari 10 Mei) dan ujung timur ekstrim dari Papua Nugini, bersama dengan beberapa Kepulauan Solomon dekatnya.

Pada titik gerhana terbesar, fase cincin 6 menit akan berlangsung, 4 detik. Hawaii akan melihat gerhana parsial ketika, pada 03:48 waktu Hawaii pm, bulan akan mengaburkan sekitar 32 persen dari piringan matahari.

24-30 Mei: Planet-planet Menari

Merkurius, Venus dan Jupiter akan memberikan pertunjukan menarik yang rendah di barat-barat laut senja langit segera setelah matahari terbenam. Mereka akan tampak shuffle satu sama lain, mengubah posisi mereka terasa dari satu malam untuk berikutnya. Kedua planet terang, Venus dan Jupiter, akan dipisahkan oleh lebih dari 1 derajat pada 28 Mei, dengan Venus melewati ke barat laut (kanan atas) Jupiter dan bersinar lebih dari enam kali lebih terang dari Jupiter.

23 Juni: Bulan Purnama Terbesar Tahun 2013

Pada tanggal 23 Juni, bulan ternyata purnama pada 7:32 EDT (1132 GMT), dan hanya 32 menit sebelumnya itu akan tiba pada titik terdekat dengan Bumi pada tahun 2013 pada jarak 221.824 mil (356.991 km), membuatnya menjadi disebut supermoon. Akibatnya berbagai macam pasang surut di laut (sangat rendah untuk sangat tinggi) selama beberapa hari berikutnya.

12 Agustus: Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor tahunan Perseid dianggap di antara yang terbaik berkat menampilkan tahunan tingkat tinggi hingga 90-meteor per jam. Hujan meteor ini dicintai oleh orang-orang yang berkemah musim panas dan sering ditemukan oleh penduduk kota yang mungkin menghabiskan waktu di bawah gelap malam dengan langit berbintang.

18 Oktober: Gerhana Bulan Penumbra

Bulan meluncur melalui bagian utara dari bayangan penumbra Bumi selama gerhana bulan.

Pada pertengahan gerhana, 76 persen dari diameter Bulan akan tenggelam dalam penumbra, mungkin cukup dalam untuk menyebabkan gelap samar pada permukaannya, namun dilihat dari ekstremitas bulan lebih rendah. Wilayah yang dapat mengamati meliputi sebagian besar Asia, Eropa dan Afrika.

3 November: Gerhana Matahari Sebagian

Sejujurnya, sebagian besar di sepanjang trek, gerhana muncul sebagai total, dengan annulus sangat tipis (atau cincin) dari sinar matahari terlihat dekat awal dari trek. Jalur dari garis tengah gerhana ini dimulai di Atlantik sekitar 545 mil (875 km) barat daya dari Bermuda. Jadi, di sepanjang Amerika Utara Atlantic Coast, pemirsa yang tertarik (menggunakan perangkat tampilan yang tepat, seperti proyeksi lubang jarum) hanya akan melihat piringan gelap bulan keluar wajah matahari saat matahari terbit.

Jalur gerhana akan melewati selatan Kepulauan Tanjung Verde, maka kurva arah tenggara sejajar dengan garis pantai Afrika. Gerhana terbesar, dengan 100 detik dari totalitas dan lebar jalan mencapai maksimal hanya 36 mil (58 km), terjadi sekitar 250 mil (402 km) di lepas pantai Liberia. Jalur bayangan kemudian akan menyapu Afrika tengah, melewati bagian dari Gabon, Kongo, Republik Demokratik Kongo, Uganda dan Kenya, sebelum berakhir saat matahari terbenam di perbatasan Ethiopia-Somalia.

Pertengahan November sampai Desember: Komet Ison

Pada 21 September 2012, dua astronom amatir (Vitali Nevski dari Belarusia, Artyom Novichonok dari Rusia) menggunakan teleskop yang dimiliki oleh Jaringan Optik Internasional Ilmiah untuk menemukan sebuah komet baru yang dibaptis menggunakan akronim dari instrumen yang digunakan untuk menemukannya: Komet Ison.

Orbital perhitungan menunjukkan bahwa komet Ison akan berjarak paling dekat dengan matahari, kurang dari 750.000 mil (1,2 juta km) di atas permukaan matahari, membuatnya menjadi "sungrazer," pada 28 November.

Komet akhirnya bisa cukup terang akan terlihat di siang bolong sekitar waktu pendekatan terdekat dengan matahari. Ini kemudian akan melakukan perjalanan menuju Bumi, melewati dalam waktu 40 juta mil (64 juta km) dari planet kita sebulan kemudian.

Sejak komet Ison akan menjadi sangat baik ditempatkan untuk melihat di langit pagi dan malam dari belahan bumi utara selama beberapa minggu berikutnya, itu bisa menjadi salah satu komet yang paling banyak ditonton sepanjang masa.

Sepanjang Bulan Desember: Venus akan Terlihat Mempesona

Venus, yang paling terang dari semua planet, menghiasi langit malam barat daya sebanyak tiga jam setelah matahari terbenam pada awal bulan, dan 1,5 jam setelah matahari terbenam sampai Malam Tahun Baru. Yang indah, bulan sabit melewati di atas dan ke kanan Venus, dan malam berikutnya Venus akan mencapai puncak kecemerlangan nya, Venus tidak akan seterang ini lagi sampai 2021.

13-14 Desember: Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor ini akan memberikan pertunjukan yang sangat menghibur, itu adalah hujan meteor Geminid. Kebanyakan ahli meteor sekarang menempatkannya di bagian atas daftar, karena melebihi dalam kecemerlangan dan keandalan bahkan Perseids di bulan Agustus.

Sayangnya, pada tahun 2013, bulan akan ada beberapa hari sebelum fase penuh dan akan menerangi langit untuk malam-malam berikutnya, menyembunyikan banyak meteor redup. Tapi sekitar 4:30 am (waktu lokal Anda), bulan akan akhirnya ditetapkan, meninggalkan langit gelap gulita selama sekitar satu jam. Itu akan menjadi kesempatan Anda untuk membuat penampakan meteor sebanyak dua per menit, atau 120 per jam!
(space.com/astro-shfly)

Jumat, 28 Desember 2012

Planet Gliese 581d Dipastikan Layak Huni

Pecinta Astronomi Indonesia - Gliese 581d, sebuah planet bebatuan raksasa yang mengitari sebuah bintang red dwarf (bintang dengan massa lebih rendah dibanding Matahari dan bersuhu di bawah 4000 derajat Kelvin) dikonfirmasi sebagai planet pertama yang memenuhi persyaratan mampu menampung kehidupan.

Planet yang berjarak sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi ini merupakan salah satu tetangga terdekat planet kita. Ia diperkirakan bersuhu cukup hangat dan cukup basah untuk menumbuh kembangkan kehidupan serupa yang dimiliki planet Bumi.

Gliese 581d mengorbit di zona Goldilocks (kawasan di mana kehidupan dimungkinkan terbentuk) milik bintang Gliese 581. Seperti diketahui, di Goldilocks zone, temperatur tidak terlalu panas sehingga menyebabkan air mendidih ataupun tidak terlalu dingin hingga membuatnya membeku namun berada di suhu yang tepat agar air tetap dalam bentuk cair.

“Dengan atmosfir yang padat akan karbon dioksida, yang merupakan skenario paling memungkinkan untuk planet berukuran raksasa, iklim di Gliese 581d stabil dan cukup hangat untuk memiliki samudera, awan, dan curah hujan,” kata peneliti National Centre for Scientific Research (CNRS).

Dikutip dari Daily Galaxy, 19 Mei 2011, menurut penelitian yang dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters, Gliese 581d memiliki massa setidaknya 7 kali lipat dibanding Bumi berukuran sekitar 2 kali lipat planet Bumi.

Sebelum ini, perhatian astronom justru fokus ke saudaranya, yakni planet Gliese 581g, setelah diketahui bahwa planet tersebut memiliki massa serupa dengan massa Bumi dan juga berada di dekat zona Goldilocks.

Pertamakali ditemukan pada tahun 2007, Gliese 581d awalnya tidak masuk kandidat sebagai tempat untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Salah satu alasannya adalah ia hanya mendapat sepertiga radiasi Matahari seperti yang didapat Bumi dan kemungkinan ‘tidally locked’ atau hanya satu sisi yang selalu menghadap Mataharinya dan punya siang dan malam hari permanen.

Akan tetapi, pemodelan terbaru yang dibuat oleh Robin Wordsworth, Francois Forget, dan rekan-rekan ilmuwan CNRS lainnya menunjukkan hasil yang mengejutkan. Atmosfir planet itu mampu menyimpan panas berkat padatnya gas CO2 dan dihangatkan oleh cahaya dari bintangnya.

“Secara keseluruhan, temperatur di sana memungkinkan air cair hadir di permukaan planet itu,” kata peneliti. “Massa planet yang besar juga berarti gravitasi di permukaannya kurang lebih dua kali lipat dibanding gravitasi Bumi,” ucapnya.

Akan tetapi, tidak begitu saja peneliti bisa mengirimkan astronot ke planet itu. Dari Bumi, pesawat ruang angkasa yang mampu terbang dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk tiba di sana. Sayangnya, teknologi roket yang sudah dimiliki umat manusia saat ini baru bisa mengantarkan kita ke Gliese 581d dalam waktu 300 ribu tahun. 

INILAH CARA MENGHENTIKAN WAKTU

Pecinta Astronomi Indonesia — Kesibukan telah menjadi kultur kehidupan kota. Berbagai deadline seakan-akan selalu mengepung kita. Belum selesai pekerjaan yang ini, datang lagi pekerjaan yang lain. Banyak tugas, dan semua harus segera diselesaikan dalam waktu yang seringkali mepet.

Tekanan ini membuat sebagian orang membayangkan seandainya waktu bisa dihentikan sejenak, sehingga ia bisa lebih leluasa menyelesaikan semua tugasnya.

Apakah waktu bisa dihentikan?

Melalui teori relativitasnya, Albert Einstein menjelaskan bahwa besaran waktu itu bersifat relatif, tergantung dari kecepatan gerak. Semakin cepat suatu benda bergerak, maka waktu akan terasa lebih lambat baginya.

Di alam semesta ini, kecepatan tertinggi dimiliki oleh cahaya, yaitu sekitar 300.000 km per detik. Tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini yang dapat melebihi kecepatan cahaya. Atas dasar ini, Einstein menggunakan cahaya sebagai acuan relatifitas waktu. Apabila kita bergerak dengan suatu kecepatan yang semakin mendekati kecepatan cahaya, maka waktu akan berjalan semakin lambat bagi kita.

Dan apabila kita dapat bergerak sama cepat dengan cahaya, kita akan mengalami penghentian waktu. Ya, waktu akan berhenti. Jadi sebenarnya, secara teoritis, waktu bisa dihentikan. Namun perlu diingat, hal ini bersifat relatif. Waktu hanya akan berhenti bagi mereka yang bergerak secepat cahaya, sedangkan bagi kita yang tetap bergerak lambat, waktu akan berjalan seperti biasa.

Akan tetapi, apakah manusia mampu bergerak secepat cahaya?

Cahaya tersusun dari paket-paket energi, tidak bermassa, sehingga wajar bila cahaya mampu bergerak secepat itu. Sebaliknya, raga manusia adalah materi yang bermassa. Andai kata dipaksakan bergerak secepat cahaya, maka tubuh manusia akan hancur luluh menjadi energi, sesuai dengan persamaan Einstein, E = mc 2. (info-astronomy)

"Rahasia" planet Mars yang disembunyikan NASA

Pecinta Astronomi Indonesia - Selama ini yang kita ketahui tentang Mars adalah sebuah planet merah yang kondisinya terlalu extrim untuk ditinggali oleh makhluk hidup, tidak memiliki atmosfer seperti bumi, tidak ada kandungan air seperti di bumi, kandungan oksigen amat sedikit, daya gravitasi berbeda jauh dengan bumi dan itu semua adalah pernyataan dari NASA yang kita imani dan kita jadikan acuan, Kini anggapan tentang mars itu akan kita buang jauh2 dari otak kita.

Sebagian dari Foto-foto berikut tidak akan dapat anda temukan dengan bebas di google atau website nasa sekalipun karena ini memang bukan untuk konsumsi publik. foto-foto ini akan membuat imajinasi anda mengalir, menghasilkan berbagai pertanyaan dan spekulasi, dan jika anda menggunakan logika untuk mengambil kesimpulan maka berarti anda percaya bahwa kita tidak sendirian di tata surya ini?

Efek dari foto-foto ini dianggap akan berakibat fatal jika diketahui khalayak luas ,dampaknya akan terasa pada sisi Iptek dan agama (Chaos!). maka dari itu NASA merahasiakan foto2 temuan mereka ini dari jangkauan publik. dan anda cukup beruntung bisa melihatnya secara exclusive.

FOTO SEBENARNYA KEADAAN ALAM MARS
Pada sebelah kiri adalah foto versi NASA dan foto sebelah kanan adalah hasil pembetulan warna (image color correction). padahal make photoshop juga bisa.
ini bisa dibuktikan dari pembetulan warna bendera USA sebagai acuannya. Langit Mars tampak biru bersahabat!
 
dan ini adalah salah satu kecerobohan NASA, saat press conference mereka menampilkan foto permukaan Mars sebagai latar, dan bisa dilihat langit Mars tampak berwarna biru muda.
PENEMUAN BATU-BATUAN, ELEMEN & MATERIAL
Tidak seperti batu-batuan yang dikumpulkan dari bulan atau planet lainnya, objek batu/material yang ditemukan di MARS ini bisa dibilang cukup mengejutkan. kenapa demikian? karena batu2an /material ini memiliki bentuk yang amat kompleks, memiliki detail dan segi simetris bahkan ada yang nyaris memiliki fungsi!!. Foto2 penemuan ini telah ditemukan sejak pendaratan pertama di MARS. dan langsung dirahasiakan
1. Batu dengan bentuk piramida sempurna (apakah alam bisa sedetail ini?
2. batu dengan bentuk potongan persegi.
3. batu dengan bentuk rectangular, perhatikan desainnya!
4. Persegi dengan detail
5. Objek dengan bentuk langkungan, memiliki detail nyaris seperti perkakas.
6. Tanda panah!
7. Tau gak ini apa? :p
8. Dan yang satu ini, mirip seprti kerukan traktor, dengan lubang celah yang simetris dan 2 buah lubang penyangga di belakang.
Dan ini yang pasti sering lihat, foto gundukan batu yang nampak seprti wanita melambaikan tangan menunggu angkot. (asli, serem!)
Tengkorak?
seandainya penemuan-penemuan tadi adalah bukti pernah ada Kehidupan atau bahkan peradaban di MARS, (adakah penjelasan di kitab suci Al-quran atau Kitab kidung Suci umat nasrani? saya ingin menggalinya lebih dalam dari sisi agama)

dan jika ternyata usia dari benda-benda penemuan itu lebih tua daripada Dinosaurus, wowh ga kebayang betapa majunya teknologi penghuni MARS sekarang jika mereka masih ada.

dan mungkin saja teori liar yang bernama "Ancient Astronout" atau astronot purba itu benar-benar ada, dimana teori itu berpendapat bahwa apa yang dimaksud dengan alien itu adalah kita sendiri, bahwa bumi ini adalah sebuah koloni dari sebuah peradaban yang amat maju, yang berkeliling galaksi mencari planet yang layak untuk ditinggali, dan adam hawa adalah astronot tersebut "yang turun dari surga ke bumi". yah sekedar berimajinasi ria aja.
Tahukah Anda?
""